BUNGAKU
Perasaan
tak memungkiri bahwasannya ada hal di lubuk hati yang jujur mengatakan bahwa
ada satu-satunya bunga yang berkembang subur di sebuah taman yang nampak lusuh,
satu-satunya bunga yang dapat membuat taman itu terlihat indah. Pernah terfikir
bahwasannya bunga itu tak lagi dapat tumbuh subur, adakalahnya hati sudah tak
mampu untuk menahan bunga itu agar tetap tumbuh subur, namun sekarang disaat
bunga itu telah mati, lihatlah, taman itu pun ikut mati. Sudah sempat mencoba
menanam bibit baru bunga yang kiranya akan nampak indah, namun salah, bunga
itupun tumbuh tak sesubur dan seindah bunga yang lalu.
Si
pemilik taman pun berpikir,
"kenapa bunga yang baru tampak tak seindah
bunga yang lama, bukannya yang baru biasanya akan tampak lebih indah di banding
yang lama?"
Si
pemilik taman pun sadar, hal yang telah lama kita rawat, hal yang telah lama
kita jaga itu sudah jelas akan melekat indah, kenapa bunga lama lebih indah dan
subur di banding bunga yang baru, bunga yang lama telah kita jaga sangat lama,
telah tau dan lebih mengenal sisi baik dan buruknya, bunga yang lama pun sudah
sangat melekat jiwanya, apapun yang terjadi dan di alami oleh kebun itu bunga
itu pun tahu, dan sebaliknya apapun yang terjadi oleh bunga tersebut, taman pun
tahu, taman tahu harus bertindak seperti apa dan kenapa, dan intinya, keduanya
telah sangat mengenal satu dan yang lain, telah hapal hal apa yang harus di
lakukan ketika salah satu dari mereka membutuhkan bantuan, hal itulah yang
belum dirasakan oleh sang pemilik kebun saat ini.
"Kenapa pemilik kebun belum bisa merasakan?"
Ini
hanya masalah waktu, waktulah yang akan menjawabnya, disitulah cobaan
terberatnya, karena musuh terbesar ialah waktu yang akan membunuh.
"Apakah si pemilik taman sanggup untuk menunggu
akan bermekarnya bunga di taman?"
Kita
lihat saja nanti, akankan waktu mewujudkan ekspetasi, akankah waktu memberikan
jawaban yang diinginkan, biarkan si pemilik taman dan bunga yang berjuang
mencari jawabannya.