Minggu, 22 Maret 2020

NETRALITAS PULAU JAWA


NetralitasPulau jawa

“semua yang terlihat indahpun tak akan kekal, apalagi semua yang terlihat buruk, kita dan semua yang di alam hanya sesaat”

            Pagi itu saya dan sahabat saya merencanakan sebuah perjalanan lintas pulau untuk melihat indahnya ciptaan Tuhan, kami berencana mengunjungi gunung merbabu yang terletak di jawa tengah. Kami memulai perjalanan dari kota palembang menggunakan pesawat menuju Yogyakarta, berangkat dari palembang pukul 20:30 dan sampailah di Yogyakarta sekitar pukul 22:00 di bandara aji sucipto Yogyakarta, disana kami telah di tunggu oleh dua sahabat kami yang sudah lebih dulu sampai di sana. Oh ya kali ini perjalanan saya ke gunung merbabu di temani oleh 6 orang sahabat, pertama saya, febrian, kiki, iwan dan ari yang sedari awal memulai perjalanan dari palembang dan disusul oleh mas dody dan putra yang memulai perjalanan dari jawa barat.

            Kami memulai perjalanan dari Yogyakarta menggunakan bus menuju magelang, bus pun berangkat sekitar pukul 5 sore. Perjalanan kami habiskan sekitar 3,5 jam. Sampai di magelang barulah kami melakukan aksi tawar menawar dengan sopir mobil cateran untuk mengantar kami ke basecamp pendakian. Dalam hal ini pun kami cukup keras menawar dan terjadi aksi saling tunggu antara kami dan sopir, dan hasilnya kami pun menang dan pak sopir pun mengalah haha. Ohyaa kami berencana melakukan perdakian lewat jalur wekas dan turun via jalur selo, jadi pendakian lintas jalur.

            Setibanya di basecamp kami di sambut hangat oleh mbah, suasana basecamp pendakian yang khas pedesaan, di dalam basecamp ada api unggun yang sedari awal telah mbah hidupkan gunanya untuk menghangatkan badan, di desa wekas ini udara sudah sangat dingin, waktu berlalu kami pun tidur untuk menyiapkan diri guna pendakian esok hari.

            Pagi pun kami di bangunkan oleh cuaca yang sangat menusuk, di pagi hari inilah kami baru dapat melihat dengtan jelas kondisi desa yang begitu indah, iseng pun, saya dan teman saya pergi ke masjid, bukan bermaksud buat beribadah, kami ke pergi kemasjid karena posisi masjid berada di dataran yang cukup tinggi, dan kami dapat melihat seisi desa wekas ini dari masjid, betapa takjubnya kami di suguhi oleh pemandangan desa yang berada di atas awan.

            Setelah sarapan, mengeecek kembali peralatan dan berdoa, kami memulai perjalanan sekitar pukul 9 pagi. Perjalanan kami mulai dengan track yang menyusuri desa wekas dengan jalan setapak yang hanya bisa di lalui oleh kendaraan roda dua, sekiotar ½ jam kami pun mulai memasuki vegetasi, berbeda dengan jalur pendakian gunung di sumatra, jalur di merbabu ini di dominasi oleh hutan pinus dan kabut-kabut tipis yang membuat suasana menjadi syahdu.

            Selagi berjalan sambil di temani lantunan musik santai yang membuat perjalanan kami semakin syahdu. Tibalah kami di suatu makam, beristirahat sebentar menghabiskan rokok sebatan dan kami pun melanjutkan perjalanan, sekitar pukul 11 WIB kamu sampai di pos 1, pos satu terbilang kecil, menghabiskan sebatang rokok dan sekalian menunggu satu teman kami putra atau nama famousnya wanabut yang sedang ingin berperang di sebuah semak, adapun cerita lucu, ketika si wanabut sedang berperang (berak) si ari atau nama famousnya momon berniat ingin menggangu, ketika momon mendekat dan berniat ingin mengejutkan si wanabut, bukannya wanabut yang terkejut, malah si momon yang terkejut akibat bau yang sangat menyengat yang keluar akibat perbuatan wanabut, alhasil momon pun menjauh dan mengurungkan niatnya. Selesai dari situ kamipun mulai melanjutkan perjalanan, jujur kami sangat terhibur dengan jalur yang kami lewati, sangat berbeda karakteristik dengan gunung-gunung di sumatra yang di dominasi oleh hutan basah yang lebat dan tertutup.

Sekitar pukul 2 siang kami pun sampai di pos 2, pos dua ini terbilang besar, karena di jalur pendakian via wekas ini, pos dua menjadi spot untuk para pendaki untuk mendirikan tenda, di pos dua ini pun ada mata air, di luar kesan angkernya, pos dua ini bagi saya adalah spot paling enak untuk mendirikan tenda, bagaimana tidak, ada sebuah pohon besar yang sangat teduh dan disebelahnya adalah keran pipa buat mengambil air, sngat enak bukian, tidak perlu jauh2 lagi untuk mengambil air. namun berhubung waktu masih menunjukkan jam 2 siang kami pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan dan berencana untuk mendirikan tenda di bawah persimpangan, karena menurut info yang kami dapat sebelumnya, di bawah persimpangan pun ada dataran yang cukup luas untuk di jadikan tempat camp para pendaki, di situ juga pemandanganya cukup indah karena kita akan suguhkan oleh pemandangan gunung sumbing dan sindoro yang berdiri gagah bergandengan.

            Sekitar pukul 4 sore kami pun sampai persimpangan menuju pemancar dan puncak, sebentar meluangkan waktu untuk mencari spot terbaik, dan kami pun langsung membagi tugas, ada yanng memasak karena kami sedari awal memang belum makan siang, dan ada yang mendirikan tenda, sore pun kami lalui dengan berfoto ria karena disini viewnya terbilang bagus, matahripun bersembunyi dan di gantikan oleh bintang dan bulan yang mulai menanmpakan dirinya, malam kami lalui dengan bercerita sambil menghangatkan tubuh di api unggun yang telah dihidupkan oleh teman saya, tidak lama kamipun meniatkan diri untuk beristirahat.

            Subuh pun kami terbangun, kami di kejutkan karena ternyata posisi kami mendirikan tenda ini adalah spot yang terbilang bagus karena kita dapat melihat jelas matahari yang mulai muncul dan tumbuykan negeri awan yang indah, langit yang awalnya gelap berubah menjadi warna keorangean khas matahari terbit.

            Sunrise, negeri awan, dan gagahnya sindoro dan sumbing menjadi pengalaman terbaik kami saat melakukan pendakian kali ini.

            Kembali setelah puas berfoto ria kami pun mulai memasak untuk sarapan, setelah sarapan selesai kami mulai menyusun kembali barang2 kami dan mulai melanjutkan perjalanan menuju puncak kenteng songo.

            Ketika di batas kabupaten kami pun kembali takjub di buat oleh pemandangan yang ada disana, sungguh pengalaman yang sangat berbeda dengan pegunungan yang ada di sumatra, sabana yang sangat mendominasi disini mengingatkan kami pada bukit-bukit yang ada di serial masa kecil, teletubbies.

            Kami melanjutkan perjalanan sekitar pukul 9 pagi, kami pun sampai di simpang antara puncak kenteng songo dan puncak syarif, perlu diketahui merbabu ini memiliki beberapa puncak. Oh yaa tidak lupa kami juga melintasi jalur yang cukup terkenal di jalur merbabu via wekas ini, yaitu jembatan setan, yang konon katanya jalur yang cukup ekstrim.

            Sekitar pukul 12 siang kami pun sampai di puncak kenteng songo, cukup terkejut ketika melihat puncak sangai ramai, karena ketika di jalur pendakian wekas, terbilang sangat sepi dan jarang ketemu rombongan pendaki yang lain, ternyata jalur pendakian via selo sangat padat, sangat berlawanan dengan jalur-jalur pendakian yang lain. jalur pendakian via selo ini tergolong jalur pendakian favorite bagi para pendaki karena jalurnya yang terbilang cukup landai dan juga di hiasi sabana di sepanjang jalur pendakian.

            Puas setelah menikmati pemandangan dan melihat dari atas betapa gagahnya gunung merapi yang berdiri gagah si seberang sana. Kami pun malnjutkan perjalanan untuk turun via jalur selo, jalur pendakian selo ini tegolong sudah hampir rusak ya, karena ramainya animo pendaki yang memilih jalur ini. Beda dengan 2 jalur lainnya wekas dan chuntel yang masih sangat asri.

            Perjalanan turun lebih cepat kami lalui, dan sampai akhirnya kami sampai di basecamp pendakian via selo langsung mencari makan karenaa yaaa beginilah kami, logistik yang masih banyak namun tidak bisa untuk dimasak karena ternyata disepanjang jalur pendakian selo tidak ada satupun mata air, alhasil sepanjang perjalanan turun untuk banyak rombongan pendaki lain yang bersedia memberikan minumnya untuk kami, *tidak untuk ditiru dirumah*

            Banyak lagi cerita menarik selama pendakian ini, mulai dari teman saya yang banyak berkata sembrono, gangguan-gangguan ketika di camp, sampai dengan cerita-cerita lucu lainnya yang akan saya ceritakan di lain waktu.

            Akhir kata, saya Fadhiel Irhamsyah, jangan lupa bahagia. 

Rabu, 26 Juni 2019

BUNGAKU


BUNGAKU

Perasaan tak memungkiri bahwasannya ada hal di lubuk hati yang jujur mengatakan bahwa ada satu-satunya bunga yang berkembang subur di sebuah taman yang nampak lusuh, satu-satunya bunga yang dapat membuat taman itu terlihat indah. Pernah terfikir bahwasannya bunga itu tak lagi dapat tumbuh subur, adakalahnya hati sudah tak mampu untuk menahan bunga itu agar tetap tumbuh subur, namun sekarang disaat bunga itu telah mati, lihatlah, taman itu pun ikut mati. Sudah sempat mencoba menanam bibit baru bunga yang kiranya akan nampak indah, namun salah, bunga itupun tumbuh tak sesubur dan seindah bunga yang lalu.

Si pemilik taman pun berpikir,

"kenapa bunga yang baru tampak tak seindah bunga yang lama, bukannya yang baru biasanya akan tampak lebih indah di banding yang lama?"

 Si pemilik taman pun sadar, hal yang telah lama kita rawat, hal yang telah lama kita jaga itu sudah jelas akan melekat indah, kenapa bunga lama lebih indah dan subur di banding bunga yang baru, bunga yang lama telah kita jaga sangat lama, telah tau dan lebih mengenal sisi baik dan buruknya, bunga yang lama pun sudah sangat melekat jiwanya, apapun yang terjadi dan di alami oleh kebun itu bunga itu pun tahu, dan sebaliknya apapun yang terjadi oleh bunga tersebut, taman pun tahu, taman tahu harus bertindak seperti apa dan kenapa, dan intinya, keduanya telah sangat mengenal satu dan yang lain, telah hapal hal apa yang harus di lakukan ketika salah satu dari mereka membutuhkan bantuan, hal itulah yang belum dirasakan oleh sang pemilik kebun saat ini.
                "Kenapa pemilik kebun belum bisa merasakan?"

Ini hanya masalah waktu, waktulah yang akan menjawabnya, disitulah cobaan terberatnya, karena musuh terbesar ialah waktu yang akan membunuh.

 "Apakah si pemilik taman sanggup untuk menunggu akan bermekarnya bunga di taman?"

                Kita lihat saja nanti, akankan waktu mewujudkan ekspetasi, akankah waktu memberikan jawaban yang diinginkan, biarkan si pemilik taman dan bunga yang berjuang mencari jawabannya.

Senin, 01 April 2019

Sebuah Kata



Hanya sebuah kata
Sebuah kata memang terkadang memiliki banyak makna, dan setiap orang pun terkadang mempunyai arti masing-masing dalam memaknai suatu kata, disitu jugalah tekadang terjadi kesalahan dalam memaknai kata, seperti contohnya sekarang, saya yang saat ini sedang berada di suatu desa yang jauh dari kehidupan saya, jauh dari orang yang saya kenal, desa ini bernama Pembengis. Mengerikan bukan ketika kita mendengar kata pembengis. Disini saya bersama 13 orang yang baru saya kenal ketika kami di berangkatkan kesini, kami di tempatkan disini karena kami sedang melaksanakan KKN atau Kuliah Kerja Nyata dari universitas sebagai salah satu kegiatan yang kami ambil untuk melengkapi syarat kelulusan setiap mahasiswa.

            Pada awal kami akan di tempatkan disini, mungkin kalian telah menebak apa yang ada di dalam benak kami ketika kami mendengar nama suatu desa yang akan kami tempati, Pembengis, suatu nama yang menurut kami mengerikan, dalam KBBI bengis berarti keras tanpa belas kasihan, atau dimata manusia normal Pembengis artinya pemarah. Suatu kiasan kata yang sangat mengerikan jika kami memaknainya dengan akal pikiran kami sendiri. Namun disinilah kami belajar untuk memaknai suatu kata bukan dengan akal saja, namun membutuhkan akal yang sehat dan kami juga tidak bisa memaknai kata tersebut tanpa memikirkan artinya dengan jelas.

            Ketika kami telah sampai disini, makna yang ada dibenak kami dengan kenyataan yang disini sungguh berbeda, di benak kami memaknaai kata Pembengis berarti masyarakat disana bersifat pemarah kejam dan tidak bersahabat, namun kenyataannya, masyarakat yang ada, mulai dari anak-anak, pemuda-pemudi, bapak-bapak dan ibu-ibunya sungguh ramah, mereka sangat menyambut kami dengan baik, menyambut kami semua dengan senyuman ramah yang sangat indah tanpa ada harapan apapun di balik senyuman itu, terlihat sangat ikhlas senyuman yang diberikan membuang jauh semua makna yang ada di dalam di fikiran kami mengenai kata Pembengis, sebuah kata yang menurut saya sangat jauh dari apa yang ada di desa ini, desa yang menurut saya masih kental akan kebersamaan, persaudaraan dan adat istiadatnya, terutama pemudanya, sangat menerima kami dengan hangat sangat ramah dan bersahabat.

            Disinilah kami belajar tentang apa itu keikhlasan persahabatan dan terutama memaknai sebuah kata dengan lebih dewasa, disini juga kami diajarkan bagaimana cara untuk menjaga kekompakan tim, terutama bagaimana kami harus saling menjaga satu sama lain di 14 orang yang di tempatkan disini, di desa ini pun kami jua banyak belajar hal-hal baru yang selama ini tidak pernah kami lakukan di kota, terkadang saya berfikir kenapa di kota yang semuanya ada namun terkadang kitapun masih tetap bosan tinggal disana dan masih membutuhkan tempat-tempat seperti ini, tempat yang jauh dari hiruk pikuk moderenisasi tempat yang menurut saya memiliki ketenangan dengan caranya sendiri, di awal keberangkatan kami masih butuh banyak penyesuaisan, namun saya yakin dengan berjalannya waktu, ketika kami hendak meninggalkan desa ini pasti akan ada rasa berat untuk pergi dari sini sebagaimana awal kami kemarin ingin meninggalkan rumah kami.

            Semua yang ada di sudut dunia ini pasti memiliki keistimewaannya masing-masing, terlepas dari semua nama dan pemaknaan masyarakat luar yang menilai, hanya mereka yang ada di sudut itu sendirilah yang mengerti apa indahnya dari sebuah makna buruk yang di berikan orang akibat dari pemaknaan sebuah kata, kita butuh akal sehat, saya fadhiel semoga berjumpa lagi.

Senin, 10 Desember 2018

MENCUMBU ATAP SUMATRA

            Kali ini perjalanan di lanjutkan,  Setelah banyak melewati pengalaman buruk di Dempo saya melanjutkan petualangan saya ke Kayu Aro, yaitu Gunung Kerinci yang terletak di Kabupaten Kerinci, Jambi. Gunung kerinci memiliki ketinggian 3802 Meter Di atas Permukaan laut, yang sekaligus mengukuhkan diri sebagai atap Sumatra dan Gunung berapi aktif tertinggi di Indonesia.

            Kali ini pendakian saya di temani teman-teman saya yang memang telah lama menetap di Jambi, adit, ade, afrido dan ipang pun menjadi teman seperjalanan saya kali ini, kalu pendakian dempo kemarin saya di temani teman-teman saya yang ada di Palembang kali ini saya di temani Anak KAMpung Sini (baca: AKAMSI) walapun perjalanan kami dari Kota Jambi Menuju Kayu Aro Kabupaten Kerinci cukup jauh, kira-kira sekitar 10-11 jam menggunakan travel menuju Kota SungaiPenuh yang akan bayak kita jumpai loket-loketnya di Kota Jambi. Travel dari Kota Jambi ke Kota Sungai Penuh umunya berharga Rp. 120.000,- menggunakan mobil engkel.

            Perjalanan kami mulai pukul 8 malam WIB, kami di jemput dirumah oleh agen travel, malam yang panjang kami lalui, dan pada akhirnya kami sampai di Kota sungai penuh, kami pun mulai negosiasi dengan sopir travel untuk meminta mengantar kami daerah Siulak yang sudah masuk kawasan Kabupaten Kerinci yang kebetulan kami mempunyai kenalan di sana yang bersedia menghantar kami ke desa Kayu Aro, titik awal pendakian menuju puncak kerinci. Bagi teman-teman yang tidak mempunyai kenalan mungkin bisa mendapatkan akses ke Desa Kayu Aro menggunakan angkot-angkot yang banyak lalu lalang menuju desa Kayu Aro.

            Singkat cerita kami pun telah sampai di basecamp pendakian kerinci yang terletak tidak jauh dari tugu rimau yang merupakan suatu titik ikonik kalu kita berkunjung ke desa kayu aro Kerinci. Di basecamp pun kami banyak bertemu teman-teman yang hendak mendaki maupun telah turun dari atas sumatra tersebut, di basecamp kami juga bertemu seorang ibu-ibu yang kerap di panggil mak, ibu yang menjaga baecamp pendakian ini. Dan juga seorang bapak-bapak yang kerap di panggil pakde lan, seorang porter pendakian gunung kerinci yang cukup terkenal. Kebetulan saat itu pakde lan juga akan membawa tamu-tamunya yang berkewarganegaraan Malaysia untuk bersilaturahmi dengan atap sumatra tersebut. Setelah cukup banyak bercerita dengan pakde lan, kami mengistiahatkan diri untuk persiapan esok hari menggapai atas tertinggi pulau sumatra.

            Pagi pun tiba, matahari mulai menampakan diri di balik bukit-bukit nan indah, kabut-kabut yang sedari awal menari-nari di perkebunan teh yang luas pun mulai menghilang. Menandakan kami harus bersiap diri mengemas barang untuk memulai pendakian, pakde lan yang akan menemani tamunya pun telah berangkat terlebih dahulu, setelah mengisi perut, kami pun mulai melakukan simaksi dan kemudian di antar ke titik awal pendakian yaitu pintu rimba menggunakan mobil pick up yang kami sater di basecamp. Jujur, ketika pertama kali turun dari mobil saya benar-benar merasa takjub melihat gagahnya atas sumatra dan liarnya hutan yang ada di depan saya, saya gugup, perasaan tak karuan muncul yang akhirnya membuat perut saya pun ikut gugup, singkat cerita kamipun memulai perjalanan dengan berdoa menurut kepercayaan kami masing-masing, meminta tolong kepada sang pencipta yang menciptakan apa yang ada di depan kami untuk melancarkan perjalanan kami sampai pada akhirnya kami kembali sampai dirumah
.
            Kamipun mulai berjalan, hutan hujan tropis yang liar ini pun menyambut kami, oh ya kami melakukan perjalanan ini pada bulan April 2017, yang kebetulan saat itu sedang musim hujan, tidak lupa juga sebelumnya kami sudah menyiapkan diri untuk menghadapi hujan yang kapan saja akan datang.

            Rute perjalanan yang harus kami lalui ialah pertama kami harus melalui pintu rimba, yaitu titik awal pendakian, dimana kita akan mulai memasuki hutan nan lebat di sepanjang perjalanan sampai ke batas vegetasi seterusnya kita akan melewati 3 pos pada sampai akhirnya di shelter 1, di kerinci terdapat 3 shelter lg yang harus kita lewati sampai akhirnya kita akan sampai di batas vegetasi yaitu di shelter 3, umunya para pendaki akan mendiri kan tenda di tempat tersebut.

            Singkat cerita, setelah melewati berbgai macam tantangan di track kerinci yang terkenal sadis, sampailah kami di shelter 2, disitu kami memutuskan untuk mendirikan tenda, selain di shelter 3, shelter 2 juga kerap menjadi camp bagi para pendaki yang mungkin sudah sangat kelelahan ataupun mungkin sudah terlalu gelap untuk melanjutkan lg pendakian ke shelter 3, disini kami sudah sangat kelelahan, jam pun sudah menunjukkan pukul 17:10, yang menandakan kami untuk tidak mau mengambil risiko melanjutkan perjalanan ke shelter 3 dengan kondisi fisik yang sangat lebih dan waktu yang sudah mau memasuki malam.

            Di tenda kami mulai menyusun-nyusun barang agar muat kami semua masuk kedalam tenda, ada juga yang menyiapkan peralatan masak untuk memasak makan malam, ada yang sudah tertidur pulas kelelahan, saat itu adit sudah benar-benar kehabisan tenaga, dimaklumi dengan bobot badannya yang terbilang gemuk, makan malam pun sudah siap dan kamipun langsung menyantap makan malam dan segera mengistirahatkan tubuh yang sudah sangat lelah.

            Sekitar pukul 3 pagi pun kami terbangun, kami pun terbangun karena adit yang awalnya seperti sudah tak kuat lagi untuk lanjut tiba-tiba berubah menjadi penyemangat perjalanan kami, kami pun ikut bersemangat, saya, ade, ipang dan afrido yang awalnya sudah sangat kehilangan semangat untuk lanjut menuju puncak akhirnya ikut bersemngat kembali. Pukul setengah 4 kami meninggalkan tenda dan hanya membawa sedikit logistik dan air yang cukup untuk melanjutkan perjalanan ke shelter 3 sebagai shelter terakhir dan batas vegetasi untuk lanjut ke puncak. Perjalanan kami lalui dengan semangat yang terkadang hilang namun kembali lagi bersemangat karena kami saling menyemangati satu sama lain, setelah melewati batas vegetasi, sampailah kami di tugu yuda, teringat pakde lan pernah berkata “tugu yudha ialah titik 0 di gunung ini” dan sampai skrng kami belum mengerti apa maksud perkataan pakde tersebut. Yang saya dan teman-teman ketahui, tugu yudha adalah sebuah tugu yang di buat untuk mengenang hilangnya seorang pendaki dahulu yang bernama yudha di sekitar jalur puncak menuju batas vegetasi.



            Mentari pun terbit dari ufuk, memantulkan cahayanya ke danau gunung 7 yang seakan-akan menjadi sebuah cermin raksasa di sebelah gunung kerinci ini, kami pun berfoto ria menyambut terbitnya matahari, tak begitu lama kami melanjutkan perjalanan yang tak lama lagi akan sampai pada titik tertingginya yaitu puncak indrapura di ketinggian 3.805 MDPL. Lanjut melangkah demi langkah sambil menunduk, mencumbu pasirnya kerinci dengan di iringi ketakutan kalau terpeleset akhirnya kamipun sampai di puncak, harupun timbul di kala mengingat sebagaian dari kami seperti adit, ipang dan afrido adalah puncak pertama yang mereka kunjungi, ya benar, puncak pertama kali yang mereka kunjungi langsung puncak tertinggi di sumatra, bahagia luar biasa ada di dalam dada kami, terima kasih pada sang pencipta karena kami telah di beri kesempatan untuk bersilaturahmi dengan salah satu bukti megahnya ciptaan Tuhan, saya, ade, afrido, adit dan ipang punn penuh akan bahagianya sampai disini, pengorbanan yang kami lalui, emosional dan fisik yang sangat terkuras seakan kembali penuh terisi dikala melihat hasil yang kami dapati, kamipun kembali berswafoto, tak begitu lama kami pun memustuskan untuk turun kembali ke camp dimana tempat kami mendirikan tenda, mengingat waktu yang tidak begitu banyak, karena kami mgnhindari kembali bermalam disini, tenda pun selesai di kemas, perjalanan turun pun serasa damai, dengan hati yang senang dengan membawa begitu banyak pengalaman kamipun sampai di titik awal pendakian. Ketikan sampai tak lupa kami bersyukur kepada Tuhan karena telah mengizinkan kami datang kesini dan kembali pulang pun dengan selamat.


            Sesungguhnya inti dari suatu pendakian itu bukan hanya sampai di puncak, namun kembali pulang dengan selamat itu juga satu tujuan utama dari pendakian. Ibarat marathon, puncak hanya menjadi checkpoint dari track, namun finish sesungguhnya ialah garis start yang telah dirumah menjadi garis akhir.

            Dan suatu pendakian pun mengajarkan, kita dapat lebih mengeksplore diri kita, asal kita sendirilah yang mengizinkan diri kita untuk di eksplore, tidak ada batasan dalam diri kita melainkan diri kita senidiri yang membatasinya. Dengan penuh semangat dan keteguhan hati, kita dapat mencapai puncak tertinggi dari diri kita sendiri. 😊

Selasa, 23 Januari 2018

PENGALAMAN PENDAKIAN PERTAMA (Dempo, Pagaralam, Sumsel)




         oke guys, my first experience ini mendaki gunung dempo dengan ketinggian 3159 mdpl atau meter diatas permukaan laut, gunung dempo ini terletak di kota pagaralam provinsi sumatra selatan dengan jarak tempuh sekita 8 jam dari ibukota provinsi sumatra selatan yaitu palembang, dari palembang kami naik bus antar kota ke pagar alam dengan tiket 75rb rupiah, kami berangkat pukul 8 pagi dri terminal karyajaya, kami pun tiba sekitar pukul 4 sore di pagaralam, ketika kami sampai kami di sambut oleh indahnya pemandangan gunung dempo yg seakan memanggil kami untuk cepat datang kesana, oke langsung kita skip ceritanya....

         pada saat hari H kami memulai pendakian pukul 12 siang denggan penuh semangat menggebu untuk ingin melihat betapa indahnya dunia yg di ciptakan tuhan, pendakian pun kami mulai dari titik awal tugu rimau, kami mendaki dengan penuh semangat, sudah hampir sekitar 1 jam kami mendaki salah satu dari rombongan kami kakinya ada yg keram, dan kami pun memutuskan untuk break sebentar, jujur gua juga saat itu udh ngos2an banget, istirahat sekitar 10 menit pun selesai gua dan romnongan melanjutkan perjalanan. buat kalian tahu track rimau ini cukup ektrim di banding treak kampung 4, karna track ini menuntut kita untuk terus mendaki karena treak ini lebih cepat dri pada treak kampung 4, karena track kampung 4 banya yg landai. ketika beberapa jarak sebelum sampai di shalter pertama keram kawan gua itu pun kembali datang, pikiran pesimis gua pun datang saat itu, gua berfikir ga bakal sampe tu ke puncak tertinggi dempo, tapi temen2 gua yang lain nyemangatin kita pasti bisa naik, dan akhirnya semangat gua dan temen2 gua kembali membara, okey kita lanjut lagi jalan, udah di pertengahan antara shelter 1 dan shelter 2 gua udh bener2 lelah letih karena posisi hujan yg terus menguyur, lagi-lagi temen gua nyemangatin, 1 kalimat yg selalu gua ingat "ayo boy kalo ga mau capek kalian main di mall aja, kalo mau melihat sesuatu yg indah harus butuh perjuangan" dan again semangat gua sayang membara jalan terus pantang mundur tanpa melihat puncak masih jauh atau enggak gua tetep jalan, tapi temen gua yg keram tapi udah ga kuat jalan dan akhirnya terjatuh, mngkn keram yg melanda ditambah cuaca yg tidak mendukung, ini guys kesalahan yg kami lakukan, disaat temen kami keram seharusnya mau tak mau kami harus turun ke bawah dan tidak melanjutkan perjalanan, tapi ini kami terus melanjutkan perjalanan, ini kesalahan yg kami lakukan, dan alhasil kami membopong temen kami yg keram terus ke atas sampai menemukan tempat yg agak luas buat mendirikan tenda, dan kesalahan kedua kami, kami mendirikan tenda di daerah yg langsung terkena hembusan angin, kami mendirikan tenda di hutan terbakar. Kami ngecamp disana semalaman hingga timbul matahari, perlahan namun pasti, sunrise yg indah di barengin dengan samudra di atas awan, pengen nangis rasanya liat itu, sejenak melupakan masalah yg terjadi, gua berucap dalam hati, ini indonesia ini ciptaan tuhan menciptakan semua isi bumi dengan sinkron bener2 pengalaman yg ga akan pernah gua lupain.

                                      

        Oke lanjut dan akhirnya rombongan yg duluan summit pun telah tiba di camp kami, gantian buat kami yg lanjut buat summit di siang bolong, teman saya yang kemarin sakit pun harus merelakan untuk tidak ikut memaksakan untuk summit, mungkin ini pendakian terlama di dempo  ya kali, kami tiba dipuncak sekitar pukul 12:30 WIB, sejenak melihat kawah merapi dempo, namun keindahan itu lekas hilang bergantian dengan kabut yang menutupi kawah, dan ada mitos di puncak, jika kawah tertutup awan, ketika seseorang mengazhani kawah tersebut, sejenak pun kawah akan terbuka, sempat kami mencobanya, namun entah kebetulan atauan ini yg dinamakan kebesaran tuhan, kabut yg sempat menutupi kawah pun menghindar sejenak tetapi lekas kembali, beberapa saat kami menikmati pemandangan itu, kelang beberapa waktu kami pun kembali turun ke hutan terbakar untung kembali bergabung bersama rombongan yang telah menunggu, setibanya perjalanan turun pun kami lanjutkan dengan saling bergantian menggendong teman yang sedang sakit tersebut, sampai akhirnya keadaan kami pun mulai terkuras, dan ak lama berselang ada rombongan yg membantu kami membuatkan kami tandu dari rnting dan tali-tali yang ada, mereka pun membantu kami turun, menandu teman yang sakit itu dengan cara estafet, pada akhirnya pun kami sam[ai di shelter 2 yg juga di beri nama pondok gagak, rombongan yang membantu kami pun menyarankan ke kami agar mendirikan tenda disini dan ada 2 orang di antara kami yang turun duluan untuk memberi kabar ke bawah untuk segera meminta bantuan ke tim basarnas yang ada, akhirny kami camp disini untuk beberapa saat sampai ada tim dari bawah yang datang untuk menjemput. sekitar pukul 20:00WIB -+, tim dari basarnas pun datang menjemput, ada perasaan senang dan dicampur cukup sedikit malas, malas karena berarti perjalanan kami pun harus tetap di lanjutkan, tapi jika saat itu kami tidak melanjutkan perjalanan mungkin ketika sang mentari timbul kembali kami telah terserang hipotermia, karna saat malam kami camp itu kondisi sedang hujan dan kabut, singkat cerita kami pun selamat sampai di bawah denga cara di bantu oleh tim penyelamat gunung dempo, dan sampai kembali di rumah masing-masing dengn pengalaman yang luar biasa (bodoh).
          
        Setelah sekian lama berlalu pendakian itu, kami tetap mendaki beberapa gunung lagi, dengan pengetahuan yg lebih dari saat pendakian pertama kemarin, pendakian yg ceroboh, tanpa ada persiapan dan pengetahuan. Pengalaman buruk itu menjadi pembelajaran bagi kami akan hal yang tidak kita ketahui bisa terjadi, terlebih hal yang tidak kita ketahui itu adalah alam bebas, berimprovisasilah kalian dengan alam agar kalian tahu, apa yg kalian pijak dan apa yg akan terjadi dengan hal yang kita pijak tersebut, jangan pernah takabur terhadap sesuatu jika sesuatu itu tidak ingin kalian jadikan masalah.

        Sekian sedikit cerita dari saya, semoga ini menjadi pembelajaran dan jangan jadikan contoh, oh ya ini tulisan yang sebenarnya sudah cukup lama saya sudah buat, terlihat dari perbedaan penulisan, dan sekarang baru sempat saya selesaikan. terima kasih :) 
       

Senin, 02 November 2015

someone behind you, find!!!

       Assalamualaikum balik lagi guys gua ke panggung perblogan dunia akhirat yg tercinta, udah lama gua ga ngeblog dan uda lama juga gua ga mantau2 blog gua, karna apa? karna laptop gua lagi masuk ICU guys, kepalanya pecah kebentur dinding hiksssss......
       Oke ladies and gentlemen kali ini gua akan bercerita sedikit tentang masalah percintaan, percintaan itu cukup mengasyikan dan menegangkan ya guys, banyak cerita yg hadir oleh karna percintaan ini, ada yg sakit hati hampir bunuh diri ada yg sangat girang dan bahagia oleh cinta itu sendiri ada yg ngomel kenapa ada cinta kalau akhirnya akan sakit seperti ini, dan kalo gua ktemu orang ngmng kayak gitu lngsng gua bilangin dan gua ceramahin deh tu orang, kenapa luh hidup kalo lo tau pada akhirnya loh juga akan mati, bener kan? jadi jangan di sesali lah tanpa cinta hidup kita ga akan berwarna guys, oke di antara kalian pasti ada yg jomblo dan ada yg udah taken kan, tapi pasti kebanyakan org2 yg baca blog gua kayanya lagi pada jomblo dah haha, buat lu pada yg lagi jomblo ya sabar aja mungkin allah lagi mencali pasangan halal yg terbaik buat kalian dan buat lu pada yg udah taken alias ga jomblo alias udah punya pacar lu harus bener2 hargai pacar lu itu, cinta ga cinta lu harus hargai perasaan pasangan lu ya guys apa lagi kalau dia sayang sama luh guys jgn sampe lu sia-siakan guys, gua kemarin soalnya habis nonton film "radio galau fm" yg di bintangi oleh natasya riski dan dimas anggara, film ini sangat inspiratif guys, dimana kita tidak boleh menyia-nyiakan orang yg kita sayang, dalam film ini si cowok(dimas) yg baru jadian sama si cewek dan sampai pada tahan bulan kedua si cowok udh mulai bosen sama ceweknya dan akhirnya memutuskan untuk pergi meninggalkan si cewek dan menncari wanita lain, setelah si cowok ini jadian sama cewek barunya dan ternyata cewek barunya itu ga sesayang dan secinta secewek pertamanya, dan disitulah si cowok merasa rindu dan kangen sama sang mantan tersebut dia merasa menyesal telah menyi-nyiakan sang mantan, karna dia baru sadar bahwa selama ini yg sayangnya tulus sama dia itu ya sang mantanya tadi, dan ketika si cowok ingin kembali pulang pada sang mantan itu ternyata sang mantan telah menemukan cinta sejatinya, seseorang yg sangat menghargai perasaan si cewek tersebut, disitulah sang cowok sangat menyesal, kenapa selama ini dia tidak melihat kebelakang, padahan di belakangnya selama ini ada satu cewek yang sangat tulus sama dia. tapi ya guys sekuat cewek dan setangguh cewek mereka akan capek dan merasa lelah jika mreka hanya berada di belakang cowok dan cowok itupun ga akan pernah melihat kebelakang, hal ini juga pernah terjadi pada gua guys, selamay ini selalu ada org yang sayang sama gua rela nungguin gua, dan syukurnya gua cepat sadar dan ga kehilangan orang tersebut. ini juga berlaku buat cewek ya, jangan terlalu memilih jika ada org yg tulus baik kepada kamu hargai mereka jgn siasiakan mreka jgn hanya memandang seseorang dari ketampanan dan hartanya saja guys, hidup ga selalu bicara tertang harta walau yaa sekarang semua memang memerlukan uang, tapi ingat kalau sudah hidup susah di dunia jgn sampai kehidupan d surga juga susah ya guys.
       Oke guys itu lah sisi positif yg gua ambil dari pengalaman gua selama gua ga ngeblog ini, karna kehidupan gua beberapa pekan ini cukup kaya akan warna kehidupan dan makna kehidupan, dan ingat guys!!! secinta-cintanya kalian sama pasangan kalian jangan sampai cinta itu mengalahkan cinta kalian pada Allah SWT dan orang tua guys, oke guys jangan sampai juga cinta kalian itu membutakan pikiran, bercinta boleh asal positif dan ga menyakiti perasaan pasanganmu dan orang tuamu ya ladies and gentlemen,.
        Ya mungkin sedikit dulu cerita gua kali ini guys soalnya udah masuk subuh waktunya kita yg muslim buat shalat subuh dan bagi yg non muslin kalo belum tidur ya cuss tidur nanti kesiangan dan yg baru bangun mari siapkan harimu yg penuh warnaa, daaaaaaaa
Wassalamualaikum

Kamis, 17 September 2015

Selamatkan gunung dempo

Peduli Gunung Dempo Pagar Alam Sumatera selatanmohon sebar info ini kesemua media yg kmu punya, sudah tiga hri gunung dempo mengalami kbakaran hutan, bukan nya api semakin kecil melainkan semakin besar, ini aset dan ciri khas pagar alam, ini kebanggaan kami,air mata akn menetes melihat keadaan ini, hati kmi masyarakat besemah bgutu pilu, menyedihkan, melihat ap yg kami banggahkan hancur didpan kepala kmi,jika ada yg peduli pada Alam, jika ada yg peduli pada lingkungan hidup, mohon bantu kami, entah itu dr pemerintah atw darimana, kmi tidak mungkin bisa menanggulangi keadaan ini lgi, hrapan kami adalah uluran tangan dr kalian yg lbih bisa brbuat nyata,api ini tidak mngkin padam hanya dgn bntuan doa , tidak akan mati hanya dgn harapan hampa bantuan tim basarnas akan datang,jgn jdikan kbut asap alasan tidak bs mengirim bantuan Helycopter atau semacmnya untuk bsa datang, karena semakin lama asap semkin tebal maka sdah psti smkin kecil harapan hati dan kyakinan kmi pada keadaan ini,selamatkan gunung dempo kami, selamatkan kebanggan kmi, saat ini kmi semua brtanya dimana pemerintah kmi ? di mana para wartwan kmi ? saya tulis ini dgn sedkit harapan agr dpat diteruskan ke semua orang karena mungkin msih ada yg peduli pada gunung dempo kmi, mohon sebarkan kpda semua media sosial dan dan media masa yg kamu tau, #saveDempomounth, #savePagarAlam #saveIndonesia #Jemekite #Rimbagunung